Pendahuluan
Kebutuhan akan kondisi
udara yang nyaman pada saat ini nampaknya sudah merupakan kebutuhan yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan (mobil, bus,
kereta, pesawat, dll) dan ruangan atau gedung yang biasa digunakan untuk
kegiatan tertentu misalnya: hotel, bank, rumah sakit, kantor, bioskop. Upaya
manusia untuk menciptakan kondisi yang nyaman diantaranya dengan menggunakan
sistem Air Conditioning (AC). Definisi dari AC adalah suatu proses
pengkondisian udara dimana udara itu didinginkan, dikeringkan, dibersihkan dan
disirkulasikan yang selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang
dikondisikan tersebut di kontrol. Pengontrolan itu meliputi temperatur,
kelembaban dan volume udara pada setiap kondisi yang diinginkan. Pemakaian
sistem AC pada mobil bertujuan untuk mempertahankan temperatur udara di dalam
mobil pada kondisi nyaman khususnya bagi pengemudi dan penumpang. Selain itu,
pemasangan AC mobil juga dapat bermanfaat untuk menghindari terjadinya
pengembunan pada kaca mobil ketika musim hujan.
Rangkaian
Sistem AC
Ada dua sisi tekanan
berbeda yang ditandai oleh garis putus-putus, yaitu sisi tekanan rendah (low
presure side) di mana evaporator ditempatkan dan sisi tekanan tinggi (high
pressure side) di mana kondensor berada. Kedua sisi bertekanan ini
dipisahkan oleh dua komponen, yaitu komponen kontrol (Expansion Valve) yang
berfungsi untuk membatasi jumlah aliran refrigeran serta menurunkan tekanan dan
temperatur refrigeran dan compressor yang berfungsi untuk mengkompresikan gas
refrigeran serta menaikkan temperatur kondensasi.
Anggap saja dari komponen kontrol
(E) perjalanan refrigeran mengelilingi siklus dimulai. Komponen kontrol ini
bisa berupa katup eksapansi, pipa kapiler atau komponen kontrol lainnya.
Komponen kontrol membatasi cairan refrigeran yang bertekanan tinggi serta
bertemperatur tinggi masuk ke evaporator (A). Cairan refrigeran itu mengalir
sepanjang evaporator sambil mengambil panas dari ruangan di mana evaporator itu
diletakkan sambil berangsur-angsur berubah phasanya menjadi uap (gas). Uap
(gas) refrigeran bertemperatur dan bertekanan rendah itu dihisap masuk ke dalam
compressor (B). Di dalam compressor gas tadi dikompresikan menjadi gas
bertekanan tinggi, kemudian ditekan masuk ke dalam kondensor (C). Kondensor
berfungsi untuk membuang panas yang dikandung gas tadi dan udara sekitarnya
akan mengambil panas itu. Gas refrigeran di dalam kondensor mempunyai
temperatur yang lebih tinggi dibanding temperatur udara sekitarnya, oleh karena
itu dapat terjadi perpindahan panas.
Selama proses di
kondensor, setelah panas refrigeran dibuang maka refrigeran itu akan berubah
phasa jadi cairan bertemperatur dan bertekanan tinggi. Selanjutnya refrigeran
itu akan mengalir melalui receiver/drier (D) untuk disaring, dibersihkan dari
kandungan uap air atau zat lainnya dan disimpan sementara sebelum ia masuk ke
dalam komponen kontrol dan evaporator. Di dalam komponen kontrol refrigeran
dipaksa mengalir melalui lubang kecil, sehingga temperatur dan tekanannya jadi
turun kembali sesuai dengan kondisi yang dapat diterima evaporator. Sebabnya
adalah, setelah lewat lubang kecil kemudian mengalir ke lubang besar di
evaporator, refrigeran itu menjadi mudah untuk menguap kembali. Sistem
pendinginan membutuhkan komponen utama evaporator, kondensor, compressor, dan
komponen kontrol serta saluran penghubung berupa pipa dengan ukuran diameter
yang berlainan. Pipa inilah yang membuatnya menjadi sistem tertutup. Pipa
penghubung antara evaporator dengan compressor disebut suction line,
antara compressor dengan kondensor disebut discharge line, antara
kondensor dengan komponen kontrol disebut liquid line.
0 komentar:
Post a Comment