Selain pengisian konvensional, sekarang ini sudah ada sistem pengisian dengan sistem elektronik ( IC), sistem ini jauh lebih kompleks dalam mengatur tegangan pengisian. Cara kerjanya terbagi dalam 5 sistem kerja yang akan dijelaskan dalam artikel berikut :
1) Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup
Gambar 1. Aliran arus saat kunci
kontak ON, mesin belum hidup
Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup
(gambar di atas), maka arus daribaterai mengalir sekering, ke kunci kontak, ke
terminal IG, dan masuk ke MIC. Arusyang masuk ke MIC tersebut kemudian mengalir
ke kaki basis (B) tran sistor (Tr1), keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini
menyebabkan Tr1 menjadi ON. Pada saat yangsama arus juga mengalir ke B Tr3, ke
E Tr3, kemudian ke massa. Akibatnya Tr3menjadi ON. Aktifnya Tr1 dan Tr3
menyebabkan aliran arus seperti digambarkan padaskema di bawah ini.
Gambar 32 . Aliran arus saat Tr1 dan
Tr3 ON
Aktifnya Tr1 menyebabkan arus mengalir dari
baterai ke terminal B, kekumparan rotor (rotor coil), ke terminal F, ke C Tr1,
ke E Tr1, kemudian ke massa.Aliran arus ke kumparan rotor ini menyebabkan
terjadinya medan magnet padakumparan rotor. Pada saat yang sama, aktifnya Tr3
menyebabkan arus mengalir daribaterai ke kunci kontak, ke lampu pengisian, ke
terminal L regulator, ke kaki C Tr3, keE Tr3, kemudian ke massa. Aliran arus
ini men yebabkan lampu pengisian menyala.
2) Saat mesin hidup, tegangan alternator
kurang dari 14 V
Setelah mesin hidup, maka rotor (yang sudah menjadi magnet)
berputarkarena diputarkan oleh poros engkol melalui tali kipas sehingga pada kumparan
statorterjadi tegangan AC. Tegangan ini kemudian disearahkan menjadi DC oleh
diodapenyearah. Karena kumparan stator sudah menghasilkan tegangan, maka arus
padasalah satu ujung kumparan stator mengalir ke terminal P. Aliran arus ini
oleh MICdiolah dan digunakan untuk mengalirkan arus basis (B) Tr2 sehingga Tr2
menjadi ONdan menghentikan aliran arus ke B Tr3 sehingga Tr3 menjadi OFF.
Karena Tr3 OFF,maka aliran arus dari lampu ke massa mela lui Tr3 terhenti
sehingga lampu tidakmendapat massa dan aktifnya Tr2 menyebabkan aliran arus
dari IG ke E Tr2, ke CTr2, ke terminal L, dan kemudian ke lampu pengisian.
Karena lampu mendapat duaaliran arus dari L dan dari kunci kontak, maka tidak
ada per bedaan tegangan di antarakaki-kaki lampu sehingga lampu padam (lampu
juga mati karena tidak mendapatmassa dari Tr3).
Gambar 3. Aliran arus saat tegangan
alternator kurang dari 14 V
Tegangan yang disearahkan oleh dioda mengalir ke terminal B dan
mengalirke baterai sehingga terjadi pengisian. Apabila tegangan yang dihasilkan
alternatorkurang dari 14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan
tegangansehingga MIC akan tetap memberikan arus ke B Tr1 sehingga Tr1 tetap ON.
Hal inimenyebabkan arus dari dioda kengalir ke kumparan rotor, ke terminal F,
ke C Tr 1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan medan magnet pada
kumparan rotortetap kuat. Jadi pada saat tegangan alternator kurang dari 14 V,
medan magnetdipertahankan pada keadaan kuat sehingga tegangan tidak drop.
3) Saat tegangan alternator lebih dari 14
V
Gambar 4. Aliran arus saat tegangan
alternator lebih dari 14 V
Apabila mesin berputar makin tinggi, maka output alternator akan
cenderungnaik juga. Berdasarkan gambar di atas, (1)* jika tegangan yang
dihasilkan lebih dari14 V, maka tegangan itu akan terdeteksi oleh komponen
aktif di dalam MIC berupadioda zener melalui terminal S. Aliran arus melalui
terminal S ini oleh MIC akan diolahdan difungsikan untuk menghentikan arus yang
mengalir ke B Tr1, sehingga Tr1menjadi OFF. Perhatikan gambar di bawah ini,
jika Tr1 OFF maka aliran arus daridioda yang menuju kumparan rotor dan ke massa
melalui Tr1 akan terhenti sehinggamedan magnet pada kumparan rotor menjadi
hilang. Aliran arus dari terminal P tetapmengalir selama mesin hidup untuk
mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON sehinggalampu pengisian tetap padam.
Gambar 5. Saat Tr1 OFF
Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF,
makategangan yang dihasilkan oleh alternator akan turun. (2)* Jika tegangan
alternatorkurang dari 14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan
tegangan(perhatikan gambar di bawah ini) sehingga MIC akan merespon dengan
mengalirkankembali arus ke B Tr1. Jika arus mengalir ke B Tr1, maka Tr1 menjadi
ON.
Gambar 6. Saat Tr1 kembali ON
Apabila Tr1 kembali menjadi ON (perhatikan gambar di bawah ini),
maka arusdari dioda akan mengalir kembali ke kumparan rotor, ke terminal F, ke
kaki C Tr1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan kemagnetan pada
kumparan rotorkembali menguat. Medan magnet yang menguat ini kemudian akan
menyebabkanoutput alternator kembali naik.
Gambar 7. Aliran arus saat tegangan turun
kurang dari 14 V
Jika kenaikan tegangan ini melebihi 14 V lagi,
maka proses ini akan kembaliberulang ke proses (1)* sehingga tegangan akan
kembali turun, dan jika tegangankurang dari 14 V maka proses akan kembali ke
proses (2)*. Proses (1)* dan (2)* iniakan terjadi secara terus menerus sehingga
4) Saat terminal S putus
Gambar 8. Saat terminal S putus
Apabila terminal S putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak
adamasukan tegangan melalui terminal F. Jika pada terminal P tegangannya
mencapai diatas 16 V (tegangan pengisian berlebihan) maka MIC akan mengaktifkan
Tr3 danmematikan Tr2 sehingga lampu pengisian menyala (perhatikan gambar (a)
dan (b) dibawah ini).
Gambar 9. ON dan OFF-nya Tr1 saat terminal S
putus
Berdasarkan masukan dari terminal P juga MIC akan menghentikan
aliran aruske kaki B Tr1 sehingga Tr1 menjadi tidak aktif (OFF). Akibatnya arus
yang mengalir kekumparan rotor menjadi terhenti dan medan magnet pada kumparan
rotor hilang. Halini menyebabkan tegangan di terminal P turun dan jika
penurunan tegangan inisampai di bawah 16 V maka MIC akan kembali mengalirkan
arus ke B Tr1 sehinggaTr1 menjadi ON dan arus ke kumparan rotor kembali
mengalir. Hal ini terjadi berulangulang, dan dalam kondisi ini lampu pengisian
tetap menyala untuk memberi peringatankepada pengemudi untuk mengecek dan
memperbaiki kerusakan tersebut.
5) Saat terminal B putus
Gambar 10. Aliran arus saat terminal B putus
Gambar 11. Aliran arus saat terminal B putus
Jika kabel terminal B yang menghubungkan terminal B alternator dan
terminalpositif baterai putus (perhatikan gambar (a) dan (b) di atas), maka
yang terjadi adalahsebagai berikut. Terminal S akan mendeteksi adanya tegangan
yang besarnya kurangdari 13 V karena tidak ada masukan dari terminal B
alternator. Sementara itu padaterminal P tarjadi tegangan di atas 16 V.
Perbedaan tegangan antara terminal S danterminal P yang besar ini akan tebaca
oleh MIC sehingga MIC akan mengatur kerjaTr1 untuk mempertahankan tegangan
sekitar 16 V. Pada saat yang sama MIC akanmenghentikan arus B Tr2 dan
memberikan arus ke B Tr3 sehingga Tr2 menjadi OFFsementara Tr3 menjadi ON. Hal
ini menyebabkan lampu pengisian menyala.Tegangan dipertahankan dengan mengatur
kerja Tr1 ON dan OFF sehingga kerjarangkaian sistem pengisian bekerja seperti
gambar (a) dan (b) secara berulang -ulang.
Terimakasih sangat membantu..
ReplyDeleteCara pembongkaran dan pemasangan bagaibaga yak
ReplyDeleteTq
ReplyDelete