blog untuk anak smk teknik kendaraan ringan atau khalayak umum yang ingin belajar otomotif

Tuesday, 1 November 2016

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR IC

       Selain pengisian konvensional, sekarang ini sudah ada sistem pengisian dengan sistem elektronik (      IC), sistem ini jauh lebih kompleks dalam mengatur tegangan pengisian. Cara kerjanya terbagi dalam  5 sistem kerja yang akan dijelaskan dalam artikel berikut :


1)      Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup

Gambar 1. Aliran arus saat kunci kontak ON, mesin belum hidup

Saat kunci kontak ON, mesin belum hidup (gambar di atas), maka arus daribaterai mengalir sekering, ke kunci kontak, ke terminal IG, dan masuk ke MIC. Arusyang masuk ke MIC tersebut kemudian mengalir ke kaki basis (B) tran sistor (Tr1), keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan Tr1 menjadi ON. Pada saat yangsama arus juga mengalir ke B Tr3, ke E Tr3, kemudian ke massa. Akibatnya Tr3menjadi ON. Aktifnya Tr1 dan Tr3 menyebabkan aliran arus seperti digambarkan padaskema di bawah ini.


Gambar 32 . Aliran arus saat Tr1 dan Tr3 ON
Aktifnya Tr1 menyebabkan arus mengalir dari baterai ke terminal B, kekumparan rotor (rotor coil), ke terminal F, ke C Tr1, ke E Tr1, kemudian ke massa.Aliran arus ke kumparan rotor ini menyebabkan terjadinya medan magnet padakumparan rotor. Pada saat yang sama, aktifnya Tr3 menyebabkan arus mengalir daribaterai ke kunci kontak, ke lampu pengisian, ke terminal L regulator, ke kaki C Tr3, keE Tr3, kemudian ke massa. Aliran arus ini men yebabkan lampu pengisian menyala.

2)      Saat mesin hidup, tegangan alternator kurang dari 14 V

Setelah mesin hidup, maka rotor (yang sudah menjadi magnet) berputarkarena diputarkan oleh poros engkol melalui tali kipas sehingga pada kumparan statorterjadi tegangan AC. Tegangan ini kemudian disearahkan menjadi DC oleh diodapenyearah. Karena kumparan stator sudah menghasilkan tegangan, maka arus padasalah satu ujung kumparan stator mengalir ke terminal P. Aliran arus ini oleh MICdiolah dan digunakan untuk mengalirkan arus basis (B) Tr2 sehingga Tr2 menjadi ONdan menghentikan aliran arus ke B Tr3 sehingga Tr3 menjadi OFF. Karena Tr3 OFF,maka aliran arus dari lampu ke massa mela lui Tr3 terhenti sehingga lampu tidakmendapat massa dan aktifnya Tr2 menyebabkan aliran arus dari IG ke E Tr2, ke CTr2, ke terminal L, dan kemudian ke lampu pengisian. Karena lampu mendapat duaaliran arus dari L dan dari kunci kontak, maka tidak ada per bedaan tegangan di antarakaki-kaki lampu sehingga lampu padam (lampu juga mati karena tidak mendapatmassa dari Tr3).
Gambar 3. Aliran arus saat tegangan alternator kurang dari 14 V

Tegangan yang disearahkan oleh dioda mengalir ke terminal B dan mengalirke baterai sehingga terjadi pengisian. Apabila tegangan yang dihasilkan alternatorkurang dari 14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangansehingga MIC akan tetap memberikan arus ke B Tr1 sehingga Tr1 tetap ON. Hal inimenyebabkan arus dari dioda kengalir ke kumparan rotor, ke terminal F, ke C Tr 1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan medan magnet pada kumparan rotortetap kuat. Jadi pada saat tegangan alternator kurang dari 14 V, medan magnetdipertahankan pada keadaan kuat sehingga tegangan tidak drop.

3)      Saat tegangan alternator lebih dari 14 V

Gambar 4. Aliran arus saat tegangan alternator lebih dari 14 V

Apabila mesin berputar makin tinggi, maka output alternator akan cenderungnaik juga. Berdasarkan gambar di atas, (1)* jika tegangan yang dihasilkan lebih dari14 V, maka tegangan itu akan terdeteksi oleh komponen aktif di dalam MIC berupadioda zener melalui terminal S. Aliran arus melalui terminal S ini oleh MIC akan diolahdan difungsikan untuk menghentikan arus yang mengalir ke B Tr1, sehingga Tr1menjadi OFF. Perhatikan gambar di bawah ini, jika Tr1 OFF maka aliran arus daridioda yang menuju kumparan rotor dan ke massa melalui Tr1 akan terhenti sehinggamedan magnet pada kumparan rotor menjadi hilang. Aliran arus dari terminal P tetapmengalir selama mesin hidup untuk mempertahankan Tr3 OFF dan Tr2 ON sehinggalampu pengisian tetap padam.

Gambar 5. Saat Tr1 OFF

Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF, makategangan yang dihasilkan oleh alternator akan turun. (2)* Jika tegangan alternatorkurang dari 14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan(perhatikan gambar di bawah ini) sehingga MIC akan merespon dengan mengalirkankembali arus ke B Tr1. Jika arus mengalir ke B Tr1, maka Tr1 menjadi ON.
Gambar 6. Saat Tr1 kembali ON

Apabila Tr1 kembali menjadi ON (perhatikan gambar di bawah ini), maka arusdari dioda akan mengalir kembali ke kumparan rotor, ke terminal F, ke kaki C Tr1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan kemagnetan pada kumparan rotorkembali menguat. Medan magnet yang menguat ini kemudian akan menyebabkanoutput alternator kembali naik.

Gambar 7. Aliran arus saat tegangan turun kurang dari 14 V

Jika kenaikan tegangan ini melebihi 14 V lagi, maka proses ini akan kembaliberulang ke proses (1)* sehingga tegangan akan kembali turun, dan jika tegangankurang dari 14 V maka proses akan kembali ke proses (2)*. Proses (1)* dan (2)* iniakan terjadi secara terus menerus sehingga 

4)      Saat terminal S putus


Gambar 8. Saat terminal S putus

Apabila terminal S putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak adamasukan tegangan melalui terminal F. Jika pada terminal P tegangannya mencapai diatas 16 V (tegangan pengisian berlebihan) maka MIC akan mengaktifkan Tr3 danmematikan Tr2 sehingga lampu pengisian menyala (perhatikan gambar (a) dan (b) dibawah ini).


Gambar 9. ON dan OFF-nya Tr1 saat terminal S putus

Berdasarkan masukan dari terminal P juga MIC akan menghentikan aliran aruske kaki B Tr1 sehingga Tr1 menjadi tidak aktif (OFF). Akibatnya arus yang mengalir kekumparan rotor menjadi terhenti dan medan magnet pada kumparan rotor hilang. Halini menyebabkan tegangan di terminal P turun dan jika penurunan tegangan inisampai di bawah 16 V maka MIC akan kembali mengalirkan arus ke B Tr1 sehinggaTr1 menjadi ON dan arus ke kumparan rotor kembali mengalir. Hal ini terjadi berulangulang, dan dalam kondisi ini lampu pengisian tetap menyala untuk memberi peringatankepada pengemudi untuk mengecek dan memperbaiki kerusakan tersebut.

5)      Saat terminal B putus

Gambar 10. Aliran arus saat terminal B putus

Gambar 11. Aliran arus saat terminal B putus

Jika kabel terminal B yang menghubungkan terminal B alternator dan terminalpositif baterai putus (perhatikan gambar (a) dan (b) di atas), maka yang terjadi adalahsebagai berikut. Terminal S akan mendeteksi adanya tegangan yang besarnya kurangdari 13 V karena tidak ada masukan dari terminal B alternator. Sementara itu padaterminal P tarjadi tegangan di atas 16 V. Perbedaan tegangan antara terminal S danterminal P yang besar ini akan tebaca oleh MIC sehingga MIC akan mengatur kerjaTr1 untuk mempertahankan tegangan sekitar 16 V. Pada saat yang sama MIC akanmenghentikan arus B Tr2 dan memberikan arus ke B Tr3 sehingga Tr2 menjadi OFFsementara Tr3 menjadi ON. Hal ini menyebabkan lampu pengisian menyala.Tegangan dipertahankan dengan mengatur kerja Tr1 ON dan OFF sehingga kerjarangkaian sistem pengisian bekerja seperti gambar (a) dan (b) secara berulang -ulang.

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR IC Rating: 4.5 Diposkan Oleh: belajar otomotif smk

3 komentar: