blog untuk anak smk teknik kendaraan ringan atau khalayak umum yang ingin belajar otomotif

Monday, 31 October 2016

CARA KERJA SISTEM PENGISIAN

    A.  Saat kunci kontak on mesin mati

Arus listrik mengalir dari baterai ke fusible link (FL), ke kunci kontak (KK) ke fuse ke Charge Warning Lamp (CWL) ke L ke P0 ke P1 ke massa. Akibatnya lampu pengisian menyala. Pada saat yang sama, arus dari baterai juga mengalir ke FL ke KK ke fuse ke Ig ke Pl1 ke Pl0 ke terminal F regulator ke F alternator ke rotor coil (RC) ke massa. Akibatnya pada RC timbul medan magnet. Untuk aliran arus listriknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


B.  Saat putaran mesin rendah

Apabila mesin hidup dengan kecepatan rendah, maka tegangan dari terminal N alternator mengalir ke N regulator , ke kumparan voltage relay, ke massa. Akibatnya pada kumparan voltage relay timbul medan magnet, sehingga terminal P0 tertarik dan menempel dengan P2. Akibatnya lampu pengisian menjadi padam karena tidak mendapat massa. Output dari SC disalurkan ke diode dan di searahkan menjadi arus searah (DC) kemudian mengalir ke B alternator kemudian ke baterai. Terjadi pengisian baterai. Arus dari terminal B juga mengalir ke B reg ke P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator ke massa. Akibatnya terjadi medan magnet pada kumparan voltage regulator. Karena putaran rendah, tegangan output alternator cenderung rendah. Bila tegangan B kurang dari 13,8 medan magnet pada kumparan voltage regulator lemah dan Pl0 tetap menempel ke Pl1 (karena adanya pegas pada Pl 0). Akibatnya arus yang besar mengalir dari Ig , ke Pl1, ke Pl0, ke F regulator, ke F alternator ke RC ke massa, maka arus yang mengalir ke RC besar dan medan magnet pada RC kuat. Jadi, meskipun putaran lambat, output alternator tetap cukup untuk mengisi baterai karena medan magnet pada RC kuat. Untuk aliran arus listriknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

C.     Saat putaran mesin  sedang

Bila putaran mesin naik menjadi putaran sedang, maka tegangan output alternator di terminal B akan naik juga dan arusnya mengalir ke B reg ulator ke P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator, ke massa. Akibatnya, medan magnet pada kumparan voltage regulator menjadi makin kuat dan menarik Pl0 sehingga lepas dari Pl1 (Pl0 mengambang). Akibatnya, arus dari B alternator mengalir ke Ig ke resistor (R) ke F regulator ke F alternator ke RC ke massa. Kemagnetan pada RC melemah karena arus melewati resistor.  Meskipun kemagnetan pada RC melemah, namun putaran naik ke putaran sedang sehingga output alternator tetap cukup untuk mengisi baterai (tegangan antara 13,8 sampai 14,8 volt). Untuk aliran arus listriknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 

D.  Saat putaran mesin tinggi

Bila putaran naik menjadi putaran tinggi, maka tegangan output pada terminal B alternator akan cenderung makin tinggi. Bila tegangan tersebut melebihi 14,8 volt, maka kemagnetan pada kumparan voltage regulator semakin kuat sehingga kontak Pl0 tertarik dan menempel dengan pl2. Akibatnya arus yang berasal dari Ig mengalir ke R ke Pl0 ke Pl2 ke massa (tidak mengalir ke RC). Hal ini menyebabkan medan magnet pada RC drop. Output dari terminal B alternator menjadi turun. Bila tegangan output kurang dari tegangan standar (13,8 – 14,8 V) maka kemagnetan pada voltage regulator melemah lagi, sehingga Pl0 lepas lagi dari Pl2. Arus dari Ig ke R kembali mengalir ke RC ke massa, sehingga medan magnet pada RC kembali menguat sehingga tegangan output alternator naik lagi. Bila tegangan di B naik lagi dan melebihi 14,8 volt, maka prosesnya berulang ke proses di atas secara berulang -ulang dan Pl0 lepas dan menempel dengan Pl2 secara periodik sehingga output alternator menjadi stabil. Untuk aliran arus listriknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 


CARA KERJA SISTEM PENGISIAN Rating: 4.5 Diposkan Oleh: belajar otomotif smk

8 komentar: